Minggu, 27 April 2008

Triwati, Hidup dari "Lidah Mertua" yang Tidak Cerewet
Senin, 06-08-2007
*hendrik hutabarat
Lidah Mertua, tentu yang Anda bayangkan adalah seramnya hubungan antara menantu dengan mertuanya. Tapi bagi Triwati, Lidah Mertua yang satu ini justru membawa keberuntungan bagi dia dan keluarganya. Ya, Lidah Mertua yang dimaksud di sini bukanlah bagian dari tubuh manusia, melainkan sebuah bunga yang rupanya unik, beragam, dan selalu diminati para penghobis tanaman hias.

Dalam bahasa Inggris namanya sama seramnya dalam bahasa Indonesia, yakni Mother-in-law's tongue. Tapi dalam bahasa Latin namanya justru terdengar indah dan cukup keren yakni Sanseviera trifasciata. Ada pula yang menyebutnya dengan nama Sanseviera rorentti.
Dari informasi berkembang, tanaman tropis ini sudah sangat terkenal di berbagai belahan negara dengan namanya masing-masing. Di Jerman tanaman ini disebut dengan Bogenhanf, di Perancis dikenal dengan Chanvre d'Arique. Bahkan di China yang dikenal sebagai produsen obat-obatan tradisional terbesar di dunia, tanaman ini dikenal dengan banyak nama seperti Pak Lan, Sweet Mei Lan, dan Ylang Ylang. Tanaman ini juga diletakkan di berbagai vihara.
Kembali ke Triwati. Sejak beberapa tahun yang lalu ibu rumah tangga ini memulai debutnya sebagai penghobis tanaman hias tingkat awal dengan memelihara tanaman ini.
Penduduk Jalan AR Hakim Gang Pembangunan Nomor 5 Medan ini mengaku keberuntungan dan rezeki ekonomi keluarganya perlahan semakin kokoh dengan memelihara tanaman ini. Dewi Fortuna semakin menaunginya tatkala dirinya mengikuti Pameran Tanaman Hias yang diadakan Dinas Pertanian Kota Medan pada 2005. Kala itu, Lidah Mertua peliharaannya semakin dikenal khalayak ramai dan mulai ramai dibeli. Begitu juga dengan pameran-pameran berikutnya.
Saat dijumpai MedanBisnis di lokasi Pameran Tanaman Hias 2007 di Taman Ahmad Yani akhir pekan lalu, Triwati yang saat itu didampingi dua orang pekerjanya menunjukkan "kecerewetan" dari Lidah Mertua peliharaannya. "Kalau Sanseviera sendiri banyak turunannya. Ada jenis Javanis, Achtiopica, Kirkii Brown, Tiger Africa, Giant, atau Sanseviera Sorlidar," ujarnya.
Lidah Mertua yang paling dikenali adalah jenis Tiger Africa. Bentuknya dan warnanya mirip dengan jenis tanaman lidah lainnya, yakni Lidah Buaya. Antara Lidah Mertua dengan Lidah Buaya memiliki kesamaan, yakni sama-sama panjang menjulang ke atas, dan warnanya pun sama-sama hijau pekat diselingi semacam totol-totol berwarna putih.
Bedanya satu, kalau Lidah Mertua langsing bak model papan atas, sementara Lidah Buaya gemuk seperti penuh gizi. Mungkin kesamaan ini karena keduanya masih dalam satu rumpun dan berada dalam marga viera, yang satu sanseviera, sementara lainnya aloeviera. "Harga Lidah Mertua yang satu ini sekitar Rp 200.000 untuk setiap empat batangnya," sebutnya.
Namun Lidah Mertua jenis Tiger Afrika itu ternyata masih kalah pamornya dibanding Lidah Mertua jenis Kirkii Brown. Lidah Mertua yang justru jauh lebih "pendek" bila dibanding tingginya sang Tiger Afrika justru dihargai sekitar Rp 250.000 per tiga lembar. Kirkii Brown sendiri daunnya lebih pendek dan lebih gemulai dibanding Tiger Afrika yang tinggi langsing.
Wanita berkacamata ini lebih jauh menuturkan ada pula jenis Lidah Mertua lainnya yang justru lebih mungil dibanding Kirkii Brown, yakni Twister, Twister Tsunami, Pinguin, serta Pinguin Culata. Secara kasatmata, keempatnya tampak sama.. Namun khusus Twister, jika kita jeli, maka terlihat ada sedikit perbedaan.. Seorang pekerja Triwati mengungkapkan kalau Twister Tsunami bentuknya lebih berkelok-kelok, melingkar seperti gelombang tsunami. "Itu sebabnya disebut dengan Twister Tsunami," ujar pekerja tersebut.
Mengenai prospek penjualan koleksi Lidah Mertua yang dipamerkan dalam pameran di Taman Ahmad Yani tersebut, Triwati terkesan malu-malu. "Ah, enggak usahlah disebutin," ujarnya. Namun salah seorang pekerjanya menyebutkan angka Rp 10 juta. "Dalam empat hari, sejak pameran ini dibuka pada 1 Agustus lalu, kami telah meraup pendapatan sekitar Rp 10 juta," ujar pekerja itu lagi.
"Manfaat Lidah Mertua , sanseviera sendiri dalam tradisi keluarga Tionghoa memiliki arti membawa rezeki dan mebuang sial," ujarnya.
Di samping itu, tanaman ini juga bisa ditaruh dalam ruangan atau menjadi tanaman indoor. Lidah Mertua sendiri, tambah Triwati, memiliki manfaat yang terkait erat dengan perlindungan kesehatan manusia. Wah, berbeda benar dengan lidah mertua yang asli yang justru sering membuat kesehatan terganggu. Tanaman ini disebut-sebut bisa dimanfaatkan untuk bahan kecantikan alias kosmetik. Dari penelurusan MedanBisnis di dunia maya, Lidah Mertua ini ternyata memiliki serat yang bisa digunakan untuk bahan kain. Karena itu tidak heran jika kalangan industri sandang Eropa memanfaatkannya secara maksimal untuk memenuhi kebutuhan sandang masyarakat Eropa.
Bahkan, konon khabarnya di Thailand tanaman ini telah diproduksi menjadi obat wasir, diabetes, bahkan anti-kanker ganas. Di samping itu, tanaman ini juga disebut-sebut bisa menyerap udara beracun di dalam ruangan. Sampai saat ini belum ada penelitian ilmiah akan keampuhan tanaman ini. Namun berkembang informasi kalau tanaman ini juga bisa menyerap berbagai emisi gas berbahaya seperti asap rokok, asap kendaraan, serta berbagai bentuk polusi udara lainnya. Yang membuat tanaman ini diminati adalah cara dan biaya pemeliharaannya yang relatif mudah dan tidak menimbulkan biaya besar. Tanaman ini hanya membutuhkan udara dan cahaya secukupnya. Bahkan tanaman inipun tidak banyak membutuhkan air. Tanaman ini hanya butuh sekitar 26 mililiter setiap lembarnya. Tanaman ini benar-benar seperti tanaman kaktus atau hewan onta yang tahan tidak minum berhari-hari.. Bahkan Lidah Mertua ini tidak disiram air dalam setengah bulan pun tidak akan apa-apa.







Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now.

Tidak ada komentar: